top of page

Hangatnya Kumpul Keluarga di Rumah Joglo Bogor, Liburan Makin Berkesan


Kampoeng Wisata Rumah Joglo (KWRJ), saya sudah lama menyimpan keinginan untuk liburan bersama keluarga ke destinasi wisata budaya di Bogor ini. Pertama kali mengetahui tempat ini dari kegiatan komunitas KPK yang menggerebek KWRJ untuk mengupas tuntas aneka kuliner di sana. Walau sudah tergambarkan dari ulasan punggawa KPK, Rahab Ganendra yang menjelaskan lengkap semua fasilitasnya, saya tetap masih penasaran kalau belum merasakannya sendiri.

Benar saja, setelah mendatangi sendiri dan merasakan langsung, apa yang saya alami bahkan melebihi gambaran di kepala saya. Kumpul keluarga terasa nikmat, ceria dan hangat, bahkan kesannya terasa hingga kini setelah berlalu hampir sebulan lamanya.

Setelah rencana pertama untuk liburan di Bogor batal, mengawali tahun 2016, saya akhirnya bisa memboyong keluarga besar menghabiskan waktu bersama 24 jam lamanya di KWRJ. Ya, saya benar-benar memboyong lima keluarga,total 20 orang anak-cucu ayah ibu saya, karena semua perencanaan liburan diserahkan sepenuhnya kepada saya. Mulai itinerary hingga budgeting semua ikut manut dengan perencanaan yang saya buat. Alhasil, saya pun sedikit khawatir kalau-kalau rencana perjalanan tak memuaskan keluarga. Maklum, ini liburan pertama keluarga besar kami yang asing dengan istilah “liburan keluarga”.

Boleh lah dibilang keluarga kami kurang piknik, selain sibuk masing-masing, ayah ibu saya memang tak terlalu berselera dengan kesenangan semacam ini. Mereka sudah sepuh dan lebih memilih aktivitas yang membuat mereka lebih nyaman yakni mengaji. Keduanya bukan hanya sepuh dari usia, namun juga pihak yang dituakan untuk urusan keagamaan di kampung kami, kampung Betawi. Bahkan, untuk sekali saja merasakan liburan pergantian tahun, ayah saya harus mencari alasan kuat lantaran tak enak meninggalkan penerusnya yang sibuk menjadi panitia Maulid Nabi. Akhirnya sebuah alasan muncul dari ibu saya, kita pergi bersama anak dan cucu selagi semua bisa untuk mensyukuri nikmat dan karunia Allah. Ah, mulia sekali niatan liburan singkat ini.

Kami memilih Bogor sebagai destinasi liburan tahun baru karena jarak dan rutenya paling aman dibandingkan harus ke Puncak atau Bandung. Rumah Joglo di Jl Situ Hiyang No. 1B Kampung Tegal Waru, Ciampea, Bogor lokasinya tak jauh dari Dramaga IPB. Berdiri sejak Mei 2012 di atas lahan seluas 2,5 hektar, Kampung Wisata Rumah Joglo mengusung konsep Jawa Tradisional dengan rumah kayu sebagai tempat menginapnya, restoran, pendopo, saung, semua bangunan dominan unsur kayu.

Nuansa alam dengan banyak tanaman, sayur mayur hingga tumbuhan obat menyatu dengan bangunan unsur kayu. Rumah kayu menjadi pilihan tepat untuk iklim Bogor yang sering hujan setiap sore hingga malam. Saat hujan di Jakarta masih malu-malu, Bogor hujan deras kerap terjadi sore hari. Suasana pun terasa makin sejuk dan hangat di Rumah Joglo.

Hangat? Ya, konon katanya rumah kayu memang tepat untuk iklim dingin lantaran bisa menghangatkan. Saya membenarkan, karena memang terasa hangat dan AC yang sudah tersedia sebagai fasilitas kamar yang disebut pengelola sebagai Joglo Mini kerap tak difungsikan. Meski kadang di siang hari saat terik, AC di rumah Joglo Mini tetap menjadi andalan.

Kehangatan unsur kayu pada lima rumah Joglo Mini yang kami sewa untuk istirahat semalam, rupanya menular pada penghuni kamar. Saya pribadi merasa kumpul keluarga kali ini terasa berbeda, lebih akrab dan hangat. Meski ibu saya mengeluh tak ada toilet di dalam kamar yang menyulitkannya harus jalan kaki sekadar untuk buang air kecil saja.

Keluarga memang lebih memilih Joglo Mini karena ingin kumpul masing-masing keluarga dengan satu kamar berisi 3-5 orang. Selain karena biaya sewa Joglo Mini lebih terjangkau, Rp 400.000 per malam ketimbang Rumah Joglo yang berukuran lebih besar dan dibanderol Rp 130.000 per orang. Rumah Joglo Mini yang unik membuat kami betah berlama-lama di dalamnya, apalagi di luar hujan. Benar-benar terasa kumpul keluarga sederhana dan hangat ini. Dengan pepohonan hijau di sekeliling kamar, dan pohon rambutan yang berbuah ranum di depan Joglo Mini, kami terasa berada di kampung dengan keluarga yang saling bertetangga.

Saat waktunya makan, kami kumpul di pendopo dengan hidangan ala buffet disediakan sesuai pesanan. Sederhana saja menunya, ayam bakar, capcay, tempe goreng, teh panas untuk makan malam. Ganti menu keesokan siangnya, ikan, sayuran, lauk pendamping yang bikin kenyang. Saya menghitung, untuk urusan makan satu keluarga dianggarkan Rp 220.000 untuk dua kali makan utama.

Liburan yang seru dan terjangkau bukan? Tak sampai Rp 700.000 per keluarga kami sudah bisa menginap dan makan kenyang. Dengan anggaran utama yang tak terlalu besar, kami pun leluasa menambah menu favorit tambahan seperti jus buah, hingga aktivitas lainnya. Meski ada juga aktivitas yang bikin liburan makin seru tapi bebas biaya seperti kolam renang, permainan pukul bantal di atas kolam, tarik tambang,melukis, lapangan sepakbola yang sangat memadai untuk olahraga pagi, bahkan permainan tradisional lomba bakiak pun tersedia, saya tak menduganya untuk yang satu ini. Sementara aktivitas lainnya yang berbayar juga tersedia mulai paket outbond, flying fox, pemancingan.

Satu lagi hiburan perekat keluarga muda, karaoke, kakak dan keponakan saya memang hobi menyanyi dan kami tak menyia-nyiakan kesempatan sumbang suara ini. Tak berirama tak apa yang penting kebersamaannya. Satu setengah jam karaoke pun tak terasa kalau kami sudah cukup bersenang-senang dengan lagu lintas generasi dari lagu “Widuri”, lagu-lagu Bon Jovi hingga Bunga Citra Lestari juga musik kekinian pilihan keponakan anak kuliahan masa kini.

Berenang menjadi aktivitas favorit keluarga kami, apalagi punya kakak guru olahraga dan pengajar les renang, jadi lah seseruan di kolam renang sedikit disisipi ilmu renang. Anak perempuan saya pun makin semangat menggerakkan kaki dan tangannya, melihat semua kakak sepupunya asyik bermain air bersamanya.

Satu aktivitas yang bikin liburan makin hangat dengan gelak tawa adalah lomba bakiak. Sebenarnya tak sengaja kami ikut permainan ini, sambil menunggu giliran berenang kedua kalinya karena ada keluarga lain yang masih menguasai kolam renang. Sambil menunggu kami lomba bakiak yang bikin ngakak. Saya sih menonton saja sambil menyuapi si kecil makan. Sementara yang lain masih berusaha mengalahkan satu tim juara, tiga keponakan laki-laki dengan postur tinggi kurus yang membuat jalan bakiaknya terasa ringan dan selalu memenangkan pertandingan. Sementara tim lainnya bukan hanya sulit mengatur kekompakan langkah kaki dengan bakiaknya tapi juga kesusahan mengangkat kaki dan bakiak lantaran terkendala berat badan berlebihan. Sungguh menyenangkan melihat lomba permainan tradisional bakiak ini, sederhana namun cerianya bikin kami tak ingin berhenti tertawa.

Satu lagi aktivitas favorit keluarga kami, sepakbola. Maklum, keluarga besar kami didominasi laki-laki, saya sendiri adalah satu-satunya anak perempuan yang hidup dari tujuh bersaudara. Bukan hanya ayah ibu saya yang anaknya dominan berjenis kelamin laki-laki. Ini menurun sampai ke cucunya, dari Sembilan cucu, hanya tiga perempuan. Alhasil, begitu melihat lapangan bola hijau dengan latar pemandangan gunung Salak, sepagi apa pun itu kami turun ke lapangan tak sabar ingin merasakan rumput hijau yang masih berembun.

Ketika para laki-laki bermain bola, kami para perempuan duduk di pinggir lapangan sambil bernyanyi lagu anak-anak karena ada anak batita, anak saya yang jadi pusat perhatiannya.

Ini sekadar cerita kehangatan kumpul keluarga kami, di tempat liburan yang tak salah kami pilih, Kampoeng Wisata Rumah Joglo. Tak jauh dari Jakarta, dengan suasana harmonis perpaduan alam dan kayu, dengan aneka tumbuhan yang mengingatkan saya pada kampung Betawi dulu kala, saat saya masih belia. Ditambah lagi tersedianya aneka permainan tradisional yang terpelihara di samping fasilitas kekinian yang bikin anggota keluarga lintas generasi bisa merasa nyaman di tempat ini.

Mau ke Kampoeng Wisata Rumah Joglo? Coba saja hubungi nomor ini 0251-8620698 dan cari yang namanya Pak Dedi Hernawan, dia akan dengan santun melayani segala kebutuhan liburan keluarga Anda. Yang pasti, saya pribadi punya kesan mendalam, antara karena kami keluarga sederhana yang jarang liburan bersama atau karena kehangatan rumah kayu Rumah Joglo dengan sejuknya pemandangan alam membuat kami merasa nyaman dan tak ingin terburu-buru pulang.

Seluruh foto dok. pribadi Wardah Fajri Artikel ini diposting pertama kalinya di Kompasiana: http://www.kompasiana.com/wardahfajri/hangatnya-kumpul-keluarga-di-rumah-joglo-bakiak-sampai-karaoke-semua-ada_56a8e4b2f69273ac0b4889f9

bottom of page